Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Jenis & Karakteristik Pengaman Rangkaian Kelistrikan pada Kendaraan

Jenis & Karakteristik Pengaman Rangkaian Kelistrikan pada Kendaraan.

Setiap sistem kelistrikan pada kendaraan pastinya memiliki pengaman masing-masing. Hal tersebut wajib karena agar tidak terjadi kerusakan pada rangkaian ketika terjadi korsleting ataupun overload (kelebihan muatan).

Sangat dikhawatirkan jika sebush sistem kslistrikan pada kendaraan tidak memiliki pengaman rangkaian satu pun. Maka bisa terjadi kebakaran yang tidak diinginkan.

Beberapa contoh sistem kelistrikan pada mobil yang menggunakan pengaman yaitu Sistem AC, Sistem Wiper & Washer, Sistem Power Window, Sistem Elektrik Mirror, dan lain-lain.

Sebenarnya, sistem pengaman pada rangkaian kelistrikan memiliki prinsip yang sama yaitu memutuskan arus listrik jika terjadi kesalahan agar kesalahan tersebut tidak berkelanjutan dan mengakibatkan kerusakan. Namun, sistem pengaman memiliki banyak jenis dan memiliki karakteristik masing-masing. Berikut ini adalah macam-macam jenis sistem pengaman kelistrikan pada kendaraan.

1. Fuse (Sekring).

Fuse atau sekring merupakan alat pengaman kelistrikan yang paling populer dan banyak digunakan. Tidak hanya dalam kendaraan, fuse juga digunakan dalam kelistrikan rumah dan lain-lain.

Fuse dapat meleleh dan memutuskan arus jika terjadi overvoltage pada rangkaian. Fuse sendiri memiliki 2 jenis yaitu Fuse Tipe Bilah dan Fuse Tipe Tabung.

Fuse Tipe Bilah: Memiliki bentuk pipih dengan 2 kaki yang dipasang dengan cara diselipkan pada tempatnya sendiri.

Fuse Tipe Tabung: Memiliki bentuk menyerupai tabung kaca yang didalamnya terdapat elemen sekring yang juga dapat meleleh saat overvoltage. Fuse ini banyak digunakan pada kendaraan-kendaraan model lama.

2. Fusible Link (Sambungan Pengaman).

Jenis alat pengaman yang satu ini memiliki prinsip yang hampir sama dengan Fuse. Hanya saja Fusible Link berbentuk seperti kabel kecil yang dapat runtuh ketika arus yang melewatinya lebih dari kapasitas nya.

3. Circuit Breaker.

Circuit Breaker juga memiliki fungsi yang sama yaitu memutuskan arus jika terjadi panas yang berlebih pada rangkaian kelistrikan. Yang mana panas tersebut dapat menyebabkan kebakaran rangkaian.

4. Pemutus Rangkaian Tipe Manual.

Pengaman ini bekerja apabila terdapat panas yang berlebih. Konstruksi pengaman tipe ini berupa bimetal yang dapat melengkung saat panas sehingga arus listrik dapat putus dan tidak mengalir ke rangkaian.

5. Pemutus Rangkaian Tipe Otomatis.

Semakin berkembangnya jaman, semakin juga teknologi menjadi canggih. Begitu juga dengan Pengaman rangkaian yang satu ini, alat ini mampu bekerja secara otomatis dan dapat mereset kembali secara otomatis juga tanpa harus menyetel manual.

6. DTC (Resistor Suhu).

Jika suhu pada kabel naik, DTC akan membuat tahanan menjadi besar sehingga arus yang mengalir kecil (turun) dan suhu juga akan turun. Dan nantinya rangkaian akan kembali normal.

Kesimpulan.

Dari semua pengaman kelistrikan tersebut, semuanya memiliki prinsip kerja masing-mading sehingga penggunaannya harus sesuai.