Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Simak! Ini dia Langkah Pemeriksaan Komponen-Komponen Motor Starter

Simak! Ini dia Langkah Pemeriksaan Komponen-Komponen Motor Starter.

Seperti hal-nya dengan komponen kendaraan lainnya, Motor Starter juga harus dilakukan pemeriksaan secara berkala.

Pemeriksaan dilakukan agar terhindar dari kerusakan yang berarti pada motor starter sehingga dapat digunakan dengan lancar tanpa halangan.

Pemeriksaan juga dilakukan dengan berpedoman pada standar yang sudah ditetapkan pabrik. Jika semuanya masih sesuai standard, maka dijamin motor starter tidak ada kendala sama sekali saat digunakan.

Dan berikut ini merupakan langkah pemeriksaan komponen-komponen Motor Starter.

1. Pemeriksaan Armature Coil.

a. Pemeriksaan hubungan terbuka armature.

Pemeriksaan hubungan terbuka armature bertujuan untuk mengetahui adanya kontinuitas pada kumparan. Langkah pemeriksaannya adalah diukur mengunakan Multimeter (Ohm).

Pertama saklar Multimeter di set pada skala (1 ohm) dan dikalibrasi, kemudian hubungkan kabel (+) dengan segmen Commotator dan kabel (-) dengan segmen Comutator lainnya. Jarum pada Multimemer harus bergerak, jika tidak berarti tedapat kerusakan (kumparan putus).

b. Pemeriksaan hubungan massa armature.

Pemeriksaan hubungan massa armature bertujuan untuk mengetahui adanya kebocoran pada massa. Langkah pemeriksaanya sama yaitu menggunakan Multimeter.

Pertama Multimeter di set pada skala (1 ohm) dan dikalibrasi, kemudian hubungkan kabel (+) dengan segmen Commutator dan kabel (-) dengan Body. Jarum pada multimeter tidak boleh bergerak, jika bergerak maka terjadi kebocoran.

c. Pemeriksaan Commutator.

Langkah Pemeriksaan Comutator yaitu dengan mengukur diameter dan kedalaman undercut (garis antar segmen) Comutator menggunakan Vernier Caliper atau Jangka Sorong.

Standard diameter Commutator adalah 29,4 mm (1.157 inci). Dan standard undercut adalah 0,05 mm (0.020 inci).

2. Pemeriksaan Field Coil.

a. Pemeriksaan hubungan terbuka Field Coil.

Pemeriksaan hubungan terbuka Field Coil bertujuan untuk mengetahui adanya kontinuitas pada kumparan Field Coil.

Pemeriksaan dilakukan dengan Multimeter. Pertama saklar pada Multimeter di set pada skala (1 ohm) dan dikalibrasi, kemudian hubungkan kabel (+) dengan kawat timah pada Field Coil dan kabel (-) dengan brush. Jarum pada Multimeter harus bergerak, jika tidak  bergerak berarti terdapat kerusakan.

b. Pemeriksaan hubungan massa Field Coil.

Pemeriksaan hubungan massa Field Coil bertujuan untuk mengetahui kebocoran pada kumparan Field Coil.

Pemeriksaan dilakukan dengan Multimeter. Saklar Multimeter di set pada skala (1 ohm) dan dikalibrasi, kemudian hubungkan kabel (+) dengan ujung kawat Field Coil dan kabel (-) dengan Yoke (Body). Jarum pada Multimeter tidak boleh bergerak, jika bergerak berarti terdapat kebocoran.

3. Pemeriksaan Brush (Sikat).

Pemeriksaan brush motor starter dilakukan dengan mengukur panjang brush. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan Vernier Caliper atau Jangka Sorong.

Standard panjang sikat brush adalah 14 mm (0.551 inci). Dan panjang brush minimum adalah 9 mm (0.354 inci).

4. Pemeriksaan Brush Holder (dudukan sikat).

Pemeriksaan Brush Holder bertujuan untuk mengetahui kebocoran arus. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan Multimeter.

Multimeter di set pada skala (1 ohm) dan di kalibrasi, kemudian hubungkan kabel (+) dengan Brush Holder positif dan kabel (-) dengan Brush Holder negatif. Jarum pada Multimeter tidak boleh bergerak.

5. Pemeriksaan Overrunning Clutch (Kopling Starter).

Pemeriksaan Kopling Starter dilakukan dengan memutar Pinion Gear atau Roda Gigi Pinion searah jarum jam, Pinion Gear harus berputar bebas dan lancar. Selanjutnya Pinion Gear diputar berlawanan arah dengan jarum jam, dan Pinion Gear harus terkunci (tidak berputar).

6. Pemeriksaan Pinion Gear (Roda Gigi Pinion).

Gambar pinion gear.

Pemeriksaan Pinion Gear dilakukan dengan memeriksa secara visual dari keadaan gigi-gigi Pinon dari keausan dan keretakan.

7. Pemeriksaan Switch Magnet.

a. Pemeriksaan pegas pengembali.

Pemeriksaan dilakukan dengan menekan Plunger dan lepaskan kembali. Plunger harus kembali ke posisi semula dengan cepat, apabila tidak kembali maka pegas sudah rusak.

b. Pemeriksaan sirkuit Pull In Coil.

Pemeriksaan Pull In Coil dilakukan dengan menggunakan Multimeter. Caranya saklar di set pada skala 1 ohm dan di kalibrasi, kemudian hubungkan kabel (+) dengan terminal 50 (ST) dan kabel (-) dengan terminal C. Jarum pada Multimeter harus bergerak.

c. Pemeriksaan sirkuit Hold In Coil.

Pemeriksaan sirkuit Hold In Coil dilakukan dengan menggunakan Multimeter. Saklar di set pada skala 1 ohm dan di kalibrasi, kemudian hubungkan kabel (+) dengan terminal 50 (ST) dan kabel (-) dengan Switch Starter/Body. Jarum pada Multimeter harus bergerak.