Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Apa itu Sistem Pengisian (Charging System) Kelistrikan Kendaraan?

Apa itu Sistem Pengisian (Charging System) Kelistrikan Kendaraan?


A. Pengertian Sistem Pengisian.

Sistem pengisian atau charging system merupakan sistem yang dibuat untuk mengisi kembali tegangan pada baterai dan juga menyuplai ke semua sistem kelistrikan pada saat mesin hidup.

Sistem pengisian memiliki 2 tipe yaitu tipe Generator dan tipe Alternator. Tipe Generator menghasilkan arus searah (DC) sedangkan tipe Alternator menghasilkan arus bolak-balik (AC).

Sistem pengisian tipe Alternator memiliki kelebihan dibandingkan dengan tipe Generator. Yaitu tipe Alternator memiliki konstruksi yang lebih kecil dan penggunaan yang tahan lama.

Selain itu sistem pengisian tipe Alternator juga menghasilkan output arus yang tinggi pada saat mesin dalam kondisi idle.

B. Komponen-Komponen Sistem Pengisian.

Dibawah ini adalah beberapa komponen-komponen sistem pengisian:

1. Rotor.

Rotor terdapat pada komponen Alternator dan berfungsi untuk membangkitkan medan magnet. Namun di beberapa jenis Alternator tidak terdapat komponen Rotor karena sudah dijadikan satu dengan Fan (kipas).

2. Stator.

Stator juga merupakan komponen yang ada dalam Alternator. Stator berfungsi untuk membangkitkan arus bolak-balik.

3. Pulley.

Pulley berfungsi untuk menerima tenaga putaran yang dihasilkan oleh mesin untuk yang nantinya digunakan untuk memutar Rotor.

Rasio perbandingan putaran Pulley Crankshaft (pada  mesin) dengan Pulley Alternator adalah 1:1,8-2,2 (1 banding 1,8 sampai 2,2).

4. Regulator.

Ketika bekerja, tegangan yang dihasilkan Alternator bervariasi karena tergantung kecepatan putaran mesin dan juga banyaknya beban.

Sehingga dibutuhkan komponen Regulator yang berfungsi agar tegangan output Alternator menjadi tetap stabil dan terjaga.

Pada Regulator tipe kontak point, didalamnya terdapat komponen voltage Regulator dan voltage Rellay. Voltage Regulator berfungsi untuk mengatur tegangan output sedangkan voltage Rellay berfungsi untuk mematikan lampu CHG (indikator Charging).

C. Cara Kerja Sistem Pengisian.

Rangkaian sistem pengisian.


1. Pada saat kontak ON, arus dari baterai mengalir menuju kunci kontak› Fuse› lampu CHG› L› P0› P1› Massa. Sehingga mengakibatkan lampu CHG menyala.

Sebagian arus lain mengalir melalui kunci kontak kemudian menuju Fuse› IG› PL1› PL0› Terminal F Regulator› Terminal F Alternator› Brush (+)› Slipring› Rotor› Slipring› Brush (-)› Terminal E Alternator dan berakhir di Massa.

2. Pada saat mesin menyala putaran rendah.

Arus yang dihasilkan oleh Stator mengalir menuju Terminal N Alternator› N Regulator› Voltage Rellay› Terminal E› Massa.

Sementara arus dari Dioda mengalir ke Terminal B Alternator› Terminal B Regulator› R2› P0› Voltage Rellay› E› Massa.

Magnet yang menarik PL0 saling mengambang yang menyebabkan lampu CHG mati karena kedua kaki lampu mendapatkan arus yang sama yaitu arus positif (+).

3. Pada saat mesin menyala putaran tinggi.

Pada saat putaran tinggi, arus dari baterai mengalir menuju kunci kontak› Fuse› IG› E Regulator› E Alternator› Brush (+)› Slipring› Rotor› Slipring› Brush (-)› E› Massa.

Sehingga Rotor menghasilkan medan magnet dan kumparan Stator menghasilkan arus bolak-balik (AC). Arus tersebut lah yang akan digunakan untuk mengisi kembali tegangan baterai dan disuplay ke seluruh sistem kelistrikan pada kendaraan.